Mengenal Ilmu Antropologi
Foto : Serepina Tiur Maida
CATATAN ANTROPOLOGI LEMENS KODONGAN BERSAMA SEREPINA TIUR MAIDA
Oleh : Lemens Kodongan
NIM : 213300040028
FH : P2K CIPINANG.
Dosen unik yang mengajarkan Kreatifitas kepada Mahasiswa.
KESAN PERTAMA sebagai seorang mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta yang sementara menempuh studi tentunya memiliki berbagai pandangan dan problematika menghadapi materi perkuliahan yang diberikan oleh para dosen.
Proses belajar mengajar di era digital ini memiliki problematika dan seni tersendiri bagi mahasiswa untuk mencari referensi sumber ilmu yang bertaburan di dunia maya.
Kami sebagai mahasiswa, memiliki pandangan dan penilaian tersendiri kepada dosen pengampu mata kuliah yang menjadi tugas yang diberikan oleh rektorat.
Salah satu dosen wanita yang memberikan mata kuliah Antropologi yang memberikan dorongan dan semangat kepada mahasiswa, maka kami sepakat sebagai mahasiswa menyematkan beliau sebagai dosen yang layak diberi apresiasi sebagai BINTANG, atas semangatnya mendorong mahasiswa agar kreatif menulis materi kuliah Antropologi melalui blog mahasiswa itu sendiri.
Dosen itu bernama Serepina Tiur Maida, S. Sos.,M.Pd.,M.I.Kom salah seorang dosen pengampu mata kuliah Antropologi pada Universitas Mpu Tantular Jakarta yang mendorong agar mahasiswa mampu mandiri dan kreatifitas mencari ilmu untuk menjadi bekal menjadi sarjana yang kreatif.
Serepina mendorong kami untuk membuat konten dalam blog kami dalam bentuk tulisan, foto dan video yang akan dinilainya pada akhir semester. Beliau tidak memberikan soal UTS maupun UAS namun menilai dari karyanya.
PART 1.
PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Apa yang dimaksud dengan antropologi (anthropology)? Secara bahasa, pengertian antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya.
Kata antropologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Anthropos” yang berarti manusia dan “Logos” yang berarti wacana. Sehingga secara etimologis, arti antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia termasuk kajian-kajian di dalamnya.
Antropologi mengedepankan dua konsep yang penting, yakni komparatif dan holistik. Karena di dalam mengkaji antropologi lebih memperhatikan pada aspek sejarah serta melalui penjelasan menyeluruh untuk menggambarkan manusia melalui ilmu pengetahuan seperti ilmu sosial, ilmu hayati dan humaniora.
Pada awalnya ilmu antropologi berawal karena ketertarikan orang Eropa pada ciri fisik, adat istiadat dan budaya etnis lain yang berbeda-beda dengan masyarakat Eropa. Sehingga pada awalnya kajian antropologi lebih fokus pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, dalam artian kelompok masyarakat yang hidup di lingkungan yang sama namun memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Akan tetapi dalam perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak hanya mempelajari kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah yang sama. Antropologi lebih dalam mengkaji tentang isu-isu migrasi, misalnya melahirkan penelitian etnografis multi situs.
Menurut Para Ahli :
1. David Hunter
Suatu ilmu pengetahuan yang lahir dari adanya keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
2. William A. Haviland
Suatu ilmu yang mempelajari tentang umat manusia secara umum dengan mempelajari warna fisik, bentuk fisik, dan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat.
3. Conrad Phillip Kottak
Suatu ilmu yang mempelajari mengenai keragaman umat manusia secara holistik, meliputi aspek sosial budaya, biologis, bahasa, dan lingkungannya dalam dimensi waktu masa lalu, saat ini, dan masa depan.
4. Tulian Darwin
Ilmu yang berasal dari keinginan manusia untuk membuktikan asal mula dan perkembangan yang terjadi pada manusia dengan melakukan bermacam-macam penelitian mengenai monyet dan kera yang ada di seluruh penjuru dunia.
5. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, pengertian antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari bentuk fisik, warna kulit, serta kebudayan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat.
6. Rifhi Siddiq
Ilmu yang mengkaji segala aspek yang ada dalam kehidupan manusia yang terdiri dari segala macam konsepsi tradisi, norma, seni, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kelembagaan, lambang, linguistik, dan juga teknologi.
Ruang Lingkup Antropologi
Setelah memahami pengertian Antropologi seperti yang sudah dibahas diatas, selanjutnya akan kita bahas tentang ruang lingkup antropologi. Ruang lingkup antropologi sendiri terbagi menjadi dua konsep dasar, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
1. Antropologi Fisik
Antropologi fisik mengacu pada bagian secara sistematik terhadap manusia sebagai organism biologis. Dalam ruang lingkup ini terbagi menjadi dua pokok persoalan, yaitu “Paleontropologi” dan “Somatologi”.
Paleontropologi adalah bagian dari antropologi fisik yang mempelajari asal-usul dan termasuk juga evolusi manusia berdasarkan bukti fosil yang ditemukan.
Somatologi adalah bagian dari antropologi fisik yang mempelajari keanekaragaman manusia yang dipandang dari sudut ciri-ciri fisik.
2. Antropologi Budaya
Ruang lingkup pada antropologi budaya mempelajari tentang asal dan sejarah kebudayaan manusia, evolusi kebudayaan dan pembangunannya termasuk bentuk dan fungsi kebudayaan manusia.
Terkait dengan ruang lingkup antropologi budaya yang mempelajari kegiatan manusia secara luas, maka secara tradisi dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Arkeologi Prehistory, arkeologi ini mempelajari kebudayaan purba serta menghubungkannya dengan peradaban modern.
Etnologi, ini berkenaan dengan cara pendeskripsian sifat-sifat khusus kebudayaan dan kelompok-kelompok manusia yang sangat beranekaragam. Akan tetapi Etnologi memiliki batasan sebagai teori ilmu kebudayaan.
Etnolinguistik, ilmu ini mengkaji bagian tentang bahasa yang digunakan manusia kuno dan modern. Caranya dengan mempelajari bahasa dari orang yang telah mempunyai tulisan dan orang yang tidak mempunyai tulisan.
Tujuan Dan Kegunaan Antropologi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menerapkan ilmu antropologi dalam berbagai tindakan dan interaksi. Untuk lebih jelasnya tujuan dari antropologi adalah:
1. Tujuan Akademis
Antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.
2. Tujuan Praktis
Antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.
Adapun kegunaan antropologi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari antara lain yaitu :
Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
Mampu mengkaji kedudukan manusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sosial masyarakat yang makin kompleks.
Implementasi Antropologi Dalam Masyarakat
Mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa)
Mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
Memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan ayng sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
Mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya
Kenapa kita harus belajar Antropologi dalam hukum? Menurut Prof. Dr. T.O. Ihromi, di dalam usaha menelaah hukum sebagai salah satu aspek budaya, pendekatan sosiologis antropologis terhadap gejala-gejala hukum perlu mendapat perhatian, dengan mempelajari Antropologi hukum sebagai suatu disiplin ilmu hukum, kita dapat memperluas wawasan baik para calon sarjana hukum pada khususnya, serta bermanfaat bagi para peminat Ilmu hukum pada umumnya. Kaidah-kaidah hukum memang dipelajari oleh para calon sarjana hukum itu, dan berbagai mata kuliah telah tercantum dalam kurikulum yang akan menjamin bahwa ketika mereka selesai masa pelajarannya, maka mereka akan memiliki pengetahuan mengenai berbagai kaidah hukum yang menguasai bebagai bidang hidup. Banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan apa yang dalam ilmu sosial disebut "pengendalian sosial" yang perlu mereka alami, kita akan memahaminya, sebagai contoh bagaimanakah anggapan-anggapan dari para warga masyarakat pada umumnya golongan-golongan tertentu mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai peraturan atau kaidah, bagaimanakah hubungan yang mereka persepsikan mengenai apa yang dituntut oleh hukum dengan kewajiban-kewajiban mereka sebagai warga golongannya, dan apakah yang sesungguhnya mereka rasakan dan nyata-nyata ikuti sebagai pedoman berlaku dalam berbagai bidang hidup, dan apakah yang mereka asuhkan pada anak-anaknya untuk ditaati dan bagaimana sangsi-sangsi yang mereka kenakan kepada anak-anak sehingga akan menjadi pendorong "memaksakan" anak-anak memperhatikan norma-norma yang ingin mereka asuhkan. Permasalahan-permasalahan,semacam ini dalam ihmu-ilmu sosial yang memfokuskan diri pada kajian hukum dicoba dikaji dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan antropologis pada gejala-gejala hukum. (Disampaikan pada Seminar Antropologi 9 Juni 1989, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok)
Sekian summary pertemuan pertama ini, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar